Dewi Lanjar Penguasa Pantai Utara Jawa
Siapa yang tak mengenal
Dewi Lanjar? Tokoh legendaris yang diyakini
sebagai Sang Ratu Penguasa laut Pantai Utara
Jawa ini. Apalagi di daerah pekalongan dan
sekitarnya, sosok gadis berparas ayu ini
telah mengakar dalam keyakinan masyarakatnya.
Tapi, siapakah sebenarnya Dewi Lanjar Itu?
Pada
zaman dahulu, di suatu tempat di kota
Pekalongan, hiduplah seorang putri nan
cantik jelita yang bernama Dewi Rara Kuning.
Dalam mengarungi perjalanan hidupnya, Dewi
Rara Kuning mengalami penderitaan yang
sangat berat. Dalam usia yang masih cukup
muda, ia sudah menjadi janda. Suaminya
meninggal dunia setelah tak lama menikahinya.
Oleh karenanya, Dewi Rara Kuning lebih
dikenal dengan Dewi Lanjar. ( kata Lanjar
berarti janda kembang ).
Semenjak ditinggal mati suaminya
tersebut,
Dewi Lanjar hidup dalam kesedihan yang
mendalam. Hal tersebut berjalan hingga waktu
yang cukup lama. Tapi, lama kelamaan Dewi
Lanjarpun berpikir kalau kesedihan ini dibiarkan larut
terlalu dalam secara terus-menerus akan berakibat buruk.
Oleh sebab itu, ia pun akhirnya memutuskan
untuk pergi meninggalkan kampung halamannya,
merantau sambil meratapi nasib malangnya.
Hingga sampailah beliau di
sebuah sungai yang dikenal dengan sungai
Opak. Di tempat ini, Dewi Lanjar bertemu
dengan Raja Mataram (Panembahan Senopati)
bersama Mahapatih Singaranu yang sedang
bertapa ngapung diatas air sungai. Dalam
pertemuannya tersebut, Dewi Lanjar
mengutarakan isi hatinya serta mengatakan
tidak bersedia untuk menikah lagi.
Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu
demi mendengar tuturnya tergaru dan merasa
kasihan. Oleh karena itu, disarankan untuk
bertapa di Pantai Selatan untuk menghadap
kepada Kanjeng Ratu Kidul.
Setelah beberapa saat
lamanya, mereka pun berpisah dan melanjutkan
perjalanan masing-masing. Panembahan
Senopati beserta patihnya melanjutkan
bertapa menyusuri sungai Opak, sedangkan
Dewi Lanjar pergi kearah Pantai Selatan
untuk menghadap Ratu Kidul.
Sesampainya di Pantai
Selatan, Dewi Lanjar mencari tempat yang
cukup nyaman untuk bertapa. Karena ketekunan
dan keteguhannya, akhirnya Dewi Lanjar dapat
moksa ( hilang ) hingga bertemu dengan Ratu
Kidul.
Dalam pertemuannya dengan
Ratu Kidul, Dewi Lanjar memohon untuk dapat
menjadi abdi Kanjeng Ratu Penguasa Pantai
Selatan, dan Ratu Kidulpun mengabulkan
permintaanya tersebut. Pada suatu hari, Dewi
Lanjar bersama jin - jin diperintahkan
Kanjeng Ratu Kidul untuk mengganggu dan
mencegah Raden Bahu yang sedang membuka
hutan Gambiren ( kini letaknya di sekitar
jembatan anim Pekalongan dan Desa Sorogenen
tempat Raden Bahu membuat api ). Tapi,
karena kesaktian Raden Bahu yang
diperolehnya saat bertapa Ngalong (bertapa
dengan kaki di atas dan kaki dibawah seperti
Kalong / Kelelawar), semua godaan Dewi
Lanjar dan jin-jin itupun dapat
dikalahkannya. Bahkan Dewi Lanjar beserta
para jin bala tentaranya tunduk kepada Raden
Bahu.
Karena Dewi Lanjar tidak
berhasil menjalankan tugasnya, maka ia pun
tidak berani menghadap Kanjeng Ratu Kidul
dan memutuskan tidak kembali ke Pantai
Selatan. Lalu, memohon ijin kepada Raden
Bahu untuk dapat bertempat tinggal di
Pekalongan. Oleh Raden Bahu disetujui bahkan
pula oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar
diperkenankan tinggal dan berkuasa di Pantai
Utara.